Sapi merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungannya. Prospek pengembangan yang bagus, memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri. Populasi dalam negeri terus ditingkatkan.
Pembibitan sapi saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis. Kedepan kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditi lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan dan pengawasannya (vilage breeding center).
Bisnis Peternakan Sapi Potong
Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut prinsip-prinsip manajemen pemeliharaan ternak sapi, yaitu: Bibit, Pakan, Kandang, Sistim Perkembangbiakkan, Kesehatan, dan Pemasaran.
Bibit
Pejantan : Seleksi menyangkut kesehatan fisik, kualitas semen dan kemampuan mengawini.
Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kondisi oegan reproduksinya, ambing mempunyai puting 4 buah dan bentuk relatif besar dan simetris.
Pakan
Jenis pakan: hijauan (rumput, kacang-kacangan dan limbah pertanian), konsentrat (dedak padi, onggok, ampas tahu) dan pakan tambahan (vitamin, mineral dan urea).
Jumlah pakan untuk seekor sapi setiap hari: Hijauan : 35 – 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan.Konsentrat : 2 – 5 kg dan pakan tambahan : 30 – 50 gr.
Kandang
Syarat minimal kandang sapi adalah: Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat,letak kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh, lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya, ventilasi udara dalam kandang harus baik, drainase di dalam dan luar kandang harus baik.Ukuran kandang Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor, sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor dan anak sapi 1,5 X 2 m/ekor.
Sistem Perkawinan
Kawin alam (hand mating), jantan dan betina kawin alam di padang pengembalaan pasture mating). Kawin secara buatan atau disebut Inseminasi Buatan (IB).
Mengetahui tanda birahi sapi : gelisah, menaiki sapi lainnya, vulva bengkak, merah,hangat dan keluar lendir, nafsu makan menurun.
Mengetahui tanda-tanda akan melahirkan yaitu: vulva tampak mengendor, tampakterjadi legokan pada bagian kiri dan kanan pangkal ekor, ambing membesar.
Kesehatan Hewan
Hindari kontak dengan ternak sakit
Kandang selalu bersih
Isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain.
Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis.
Desinfektan kandang dan peralatan.
Vaksinasi teratur.
Pemasaran
Tersedia akses pasar untuk proses jual beli/transaksi ternak maupun hasil ternak lainnya. Mengerti perhitungan/analisis sederhana budidaya sapi poton (penggemukan). Berikut contoh analisis sederhana budidaya sapi potong kereman selama 12 bulan atau dapat dikonversikan lama penggemukan selama 4 bulan dengan kepemilikan awal 25 ekor sapi bakalan)
Biaya Produksi
Pembelian sapi bakalan 25 x 250 kg (perkiraan bobot awal) x harga per kg bobot badan (semurah-murahnya
Biaya Kandang.
Pakan: Hijauan: 25 x 35 kg x harga hijauan/kg x 365 hari, konsentrat: 25 x 2kg x harga konsenytrat/kgx 365 hari.
Retribusi kesehatan ternak: 25 x biaya kesehatan/tahun.
Total Biaya Produksi = (a+b+c+d)
Pendapatan
Penjualan sapi setelah digemukkan selama 1 tahun. Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg, Berat sapi setelah setahun: Berat awal (25 x 250 kg) + tambahan berat setahun (7300 kg) = 13.550 kg
Harga jual sapi hidup: Rp. …./kg x 13.550 kg.
Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. ….
Keuntungan
Keuntungan diperoleh dengan mengurangkan total hasil pendapatan dan biaya produksi. Perhitungan ini tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal.
Memilih Bakalan Sapi Potong
Memilih bakalan yang akan digemukkan harus cocok untuk iklim tropis. Syarat-syarat bakalan yang baik, antara lain adalah : Umur : 1,5 – 2,5 tahun atau giginya sudal poel satu (efisien dalam penggunaan pakan). Jenis kelamin : sebaiknya dipilih jantan atau jantan kastrasi (steer), karena lebih cepat pertumbuhannya daripada betina. Kesehatan : sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar, nafsu makan baik. Kondisi fisik : badan persegi panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi sehat (body score 2). Bangsa : mudah beradaptasi dan berasal dari keturunan/genetik yang baik.
Pemilihan bakalan dengan melihat skor tubuh (Body Score/BS)
Untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi dengan melakukan penilaian/scoring.
Skor tubuh
No. | Tanda-tanda fisik | Kualitas |
1. | Tampak tidak ada perlemakan pada pangkal ekor dan iga terlihat pendek-pendek dan runcing. | Terlalu kurus, bermutu rendah dan mungin sebelumnya pernah sakit. |
2. | Iga pendek terlihat sedikit perlemakan dan terasa sudah agak tumpul, pada pangkal ekor terhadap sedikit lemak. | Tidak terlalu kurus (bagus untuk bakalan) |
3. | Iga pendek sulit untuk dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan kantong pelir sudah mulai terisi. | Sudah gemuk |
4. | Telah mencapai tingkat gemuk sehingga penambahan berat badan | Selanjutnya akan menjadi mahal dan tidak menguntungkan |
Penentuan umur sapi
Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan gigi seri. Pendugaan umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur satu sampai enam tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi tersebut berumur 1,5 tahun. Gigi lebar dua buah tumbuh sempurna, ternak berumur 1,9 tahun. Gigi seri susu luar tanggal, ternak sapi berumur 2,3 tahun. Gigi lebar empat buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 2,5 tahun. Gigi susu tengah luar tanggal, ternak sapi berumur 2,9 tahun. Gigi lebar enam buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 3 tahun. Gigi seri ujung tanggal, ternak sapi berumur 3,5 tahun. Semua gigi seri lebar sudah kelihatan, ternak sapi berumur 3,9 tahun. Pergantian gigi seri selesai, berumur 4 tahun. Gigi ujung memperlihatkan tanda-tanda pergeseran bedang berasah pada gigi dalam berurutan ke gigi tengah luar bertambah lebar, tiga cincin tanduk, ternak sapi berumur 5 tahun.
Cara Mengukur Bobot Badan Sapi
Penentuan bobot badan sapi dapat dilakukan dengan cara mengukur lingkar dada dan panjang badan ternak tersebut.
Mengukur lebar dada, dari titik di belakang tulang belikat, ke bawah melingkari bawah tubuh, di belakang siku.
Mengukur panjang badan, yakni panjang dari titik bahu ke tulang duduk (pin bone).
Rumus untuk mengkonversikan panjang badan, dan lebar dada ke dalam berat badan ternak sapi adalah:
BB = {(LD)2 x PB)} / 300
BB = Berat badan ternak sapi potong (pound)
LD = Lingkar dada ternak sapi potong (inchi)
PB = Pajang badan ternak sapi potong (inchi)
Pengukuran panjang badan dan lingkar dada ternak sapi dan pengukuran lebar dada pada adalah sebagai berikut :
Sapi-sapi Potong di Indonesia dan Bangsa Sapi Potong dari luar negeri
Dalam Negeri: Sapi Jawa, Sapi Bali, Madura, Sapi Sumba Ongole (SO), Sapi Peranakan Ongole (PO), Sapi Aceh, Limpo, Simpo. Dari Luar Negeri: Brahman, Charolais, Limousine, Simmental, Shorthorn, Hereford, Aberden Angus, Brangus, Santa Gertrudes, Drought Master, Wagyu, Ongole.
Performance Ternak dan Arti Pembibitan
Secara prinsip performance ternak sapi dipengaruhi genetik dan lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berkaitan. Sehingga perlu memperoleh perhatian yang sama dalam pemeliharaan kambing/domba sehingga dapat diharapkan hasil yang yang maksimal dan tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam usaha beternak sapi seharusnya di dukung usaha pembibitan melalui program pemuliabiakkan. Arti pembibitan sendiri adalah suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan lebih lanjut.
Pengertian Seleksi dan Jenis-jenis Seleksi Ternak
Seleksi pada prinsipnya adalah memilih ternak-ternak yang mempunyai performance yang baik, yang dilakukan secara sistimatis terhadap ternak-ternak dari suatu populasi untuk dijadikan tetua agar dapat menurunkan sifat-sifat yang baik tersebut kepada generasi berikutnya.Pemilihan ternak, dan hasil seleksi tersebut dipakai sebagai tetua, kemudian dilanjutkan dengan mengawinkan ternak hasil seleksi tersebut sehingga menghasilkan keturunannya sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Seleksi adalah kegiatan memilih tetua untuk menghasilkan keturunan melalui pemeriksaan dan/atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknologi tertentu. Metode yang dapat digunakan adalah seleksi dan sistim pengendalian perkawinannya.
Jenis-jenis Seleksi ternak yaitu Seleksi Alam dan Seleksi Buatan. Yang dimaksud seleksi alam adalah pemilihan secara alamiah pada ternak untuk menjadi tetua guna memperoleh generasi berikutnya. Biasanya seleksi alam berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan dapat menghasilkan ternak yang mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan alam sekitar yang berlaku setempat. Contohnya adalah terbentuknya bangsa sapi Bali. Seleksi Buatan adalah seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu. Model seleksi ini dapat dirinci seperti berikut: Seleksi Individual, Seleksi Kekerabatan, Seleksi berdasarkan silsilah atau dikenal dengan nama pedigree selection,
Seleksi Individual
Adalah seleksi yang ditujukan untuk memperoleh ternak bibit. Recording/catatan tentang produktivitas seperti catatan bobot sapih anak sapi/pedet sangat diperlukan pada jenis seleksi ini.
Seleksi Kekerabatan
Yaitu seleksi berdasarkan performance kekerabatannya misalnya suadara sekandung, saudara tiri sebapak). Biasanya seleksi kekerabatan ini di maksudkan untuk memilih calon pejantan, semisal untuk meningkatkan produksi susu maka yang diukur adalah produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu.
Seleksi berdasarkan silsilah
Atau dikenal dengan nama pedigree selection, seleksi dilaksanakan berdasarkan pada silsilah seekor ternak untuk memilih ternak bibit pada umur yang masih muda.
Pemilihan Bibit Ternak Sapi
Pemilihan untuk bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif reproduktifitas yang tinggi. Contoh memilih ternak sapi yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta persentase karkas yang tinggi. Syarat atau kriteria calon bibit yang digunakan adalah: bangsa, kesuburan,litter size/jumlah anak perkelahiran, temperamen, produksi susu induk, produksi daging dan susu, catatan dan status kesehatan temak tersebut.
Memilih Sapi Calon Induk
Tidak memiliki kecacatan fisik, tanduk kuat dan simetris, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, berbulu halus dan bersih, roman muka baik, ekor tumbuh normal, umur tidak lebih dari 2 tahun, dapat dilihat dari komposisi gigi seri, berat tubuh sekitar 250 kg.
Memilih Sapi Calon Pejantan
Tidak memiliki kecacatan fisik, bentuk tubuh baik dan normal, memiliki tanduk yang serasi, kaki kokoh dan otot-otot kuat, telinga kecil hingga sedang, berbulu halus dan bersih, memiliki testis/skrotum yang besar dan tumbuh normal, umur tidak lebih dari 2 tahun, berat tubuh sekitar 250-300 kg.
Klasifikasi Bibit Sapi
Bibit dasar (elite/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan di atas nilai rata-rata;
Bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar;
Bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit induk.
Sifat-sifat Kualitatif dan Kuantitatif
Sifat-sifat genetik yang tampak jelas atau mudah diketahui seperti bertanduk dengan yang tidak bertanduk, warna kulit tubuh merah ataupun hitam dan sebagainya dikenal sebagai sifat kualitatif dan dikontrol oleh sejumlah kecil gen.Sifat kuantitatif seperti sifat produktivitas ternak contohnya adalah produksi daging, susu, dll. Sifat-sifat tersebut bisa diketahui dengan catatan-catatan produksi yang dibuat oleh peternak.